
- AYO SUKSESKAN BIAS DI SEKOLAH
- Ayo ikuti Cek Kesehatan Gratis Di Sekolah
- Hari Hepatitis Sedunia 2025
- Bimtek PPID oleh Kominfostasandi
- Kunjungan Rumah Lansia Risiko Tinggi
- Kegiatan Kelas Ibu Hamil
- Waspada Leptospirosis
- Hari Malaria Sedunia 25 April 2025
- Pelatihan Kader Pembuatan PMT Berbasis Pangan Lokal di Kelurahan Doplang Kec. Purworejo Kab. Purworejo
- ACTIVE CASE FINDING (ACF) TUBERKULOSIS
Waspada Leptospirosis
Waspada Leptospirosis

Keterangan Gambar : leptospirosis
Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit zoonosa yang disebabkan oleh infeksi
bakteri berbentuk spiral dari genus leptospira yang patogen. Leptospirosis
merupakan zoonosis yang diduga paling luas penyebarannya di dunia, di beberapa
negara di dunia dikenal dengan istilah “demam urine tikus”. Leptospirosis tersebar di seluruh dunia, dengan
perkiraan kejadian tahunan sebesar 1,03 juta kasus dan 58.900 kematian.
Binatang
Pembawa Bakteri Leptospira
Di Indonesia, tikus adalah sumber utama penular
leptospirosis (jenis tikus : suncus murinus, mus muscullus, rattus novergicus,
bandadicota indica), dan binatang lainnya anjing, babi, sapi, kambing.
Cara
Penularan
Leptospirosis ditularkan melalui urin binatang
yang mengandung bakteri leptospira, yaitu melalui invasi mukosa atau kulit yang
tidak utuh. Infeksi dapat terjadi dengan kontak langsung atau melalui kontak
dengan air (sungai, danau, selokan, lumpur atau tanah yang
tercemar/terkontaminasi bakteri Leptospira. Penyakit ini berkembang di
alam diantara hewan baik liar maupun domestik, dan manusia menjadi host yang
merupakan infeksi akhir atau terminal, karena belum terlaporkan infeksi dari
manusia ke manusia.
Gejala
Leptospirosis dan Masa Inkubasi
Gejala klinis : demam ≥ 38⁰ C, sakit kepala, badan lemah, nyeri betis
hingga kesulitan berjalan, conjungtival suffusion (kemerahan pada selaput putih
mata), kekuningan (ikterik) pada mata dan kulit, pembesaran
hati dan limpa, dan ada tanda-tanda kerusakan pada ginjal. Masa inkubasi antara
2-30 hari, rata-rata berlangsung 7-10 hari.
Faktor Risiko Penularan
Leptospirosis
- Bertempat
tinggal atau beraktivitas di wilayah banjir, wilayah pemukiman banyak
ditemukan tikus, melakukan aktivitas di sungai, olah raga di air,
- Risiko pekerjaan seperti : petani,
peternak, petugas kebersihan, petugas pemotongan hewan, tentara dan
lain-lain
Pengobatan
Leptospirosis
Pengobatan leptospirosis relatif mudah dilakukan
pada stadium awal setelah ditegakan diagnosis klinis karena hingga saat ini
masih sensitif dengan anbiotika yang tersedia di Puskesmas/pelayanan
kesehatan dasar dan Rumah Sakit, namun sering terjadi kasus diakhiri dengan
kematian. Hal tersebut disebabkan karena keterlambatan dalam deteksi dini
secara klinis, sehingga pasien datang ke rumah sakit sudah terlambat dan pada
keadaan stadium lanjut (telah mengalami kegagalan multi organ)
Peran Masyarakat Untuk Mengurangi Risiko Terpapar Leptospirosis
Masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan
leptospirosis yaitu:
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)
- Mencuci Tangan dengan Sabun
- Menjaga kebersihan lingkungan, melakukan
pemberantasan sarang tikus
- Segera mengunjungi Puskesmas/Rumah Sakit
bila mengalami gejala leptospirosis